JAKARTA - Pabrikan mobil di Indonesia belum meyakini penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi awal bulan ini akan meningkatkan kinerja penjualan mobil sampai akhir tahun ini. Pasalnya, penurunan harga BBM bukanlah alasan utama masyarakat Indonesia dalam membeli mobil.
Direktur Pemasaran dan Layanan Purnajual PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandi mengatakan, penurunan harga BBM memang bisa memengaruhi penjualan mobil, namun tidak secara langsung. Karena menurutnya, meningkatnya pendapatan riil yang didorong penguatan daya beli masih menjadi pertimbangan utama masyarakat dalam membeli mobil.
“Memang kalau berpengaruh sih berpengaruh, tapi kami rasa itu bukan faktor utama. Apalagi dampaknya baru bisa dirasakan secara jangka panjang, bergantung pergerakan harga BBM-nya juga,” ujar Jonfis di sela-sela Indonesia International Motor Show (IIMS) di Jakarta, Kamis (7/4) kemarin.
Dia menambahkan, penjualan mobil baru akan terpengaruh secara cepat jika pemerintah menaikkan harga BBM. Pasalnya, akan ada banyak pelanggan yang beralih dari mobil dengan mesin berkapasitas besar ke kapasitas kecil untuk mengurangi beban pembelian bahan bakar.
“Mereka hanya akan ganti cc saja kalau BBM naik. Kalau BBM turun ya biasanya tidak langsung mereka beli mobil,” kata Jonfis.
Kendati demikian, dia juga menduga jika moncernya penjualan Honda di tiga bulan pertama tahun ini juga dipengaruhi penurunan harga BBM pada awal tahun. Sebagai informasi, penjualan Honda pada kuartal pertama 2016 tercatat sebesar 59.379 unit atau meningkat 33,47 persen dari kuartal pertama tahun lalu di angka 44.488 unit.
“Mungkin saja penjualan naik karena adanya penurunan BBM sejak awal tahun, tapi kami tak bisa melihat seberapa besar dampaknya,” imbuhnya.
Sementara itu, Vice President Director PT Toyota Astra Motor (TAM) berharap, penurunan harga BBM di awal April ini bisa meningkatkan kinerja penjualan Toyota sepanjang 2016. Setali tiga uang dengan Jonfis, ia mengatakan dampak penurunan BBM itu tak serta-merta langsung meningkatkan penjualan dalam waktu singkat.
“Tentu ada jangka waktunya, tidak bisa secara tiba-tiba langsung naik penjualan. Namun, kami belum bisa prediksi seberapa besar peningkatannya. Kami harap sih bisa meningkat,” jelasnya di lokasi yang sama.
Seperti diketahui, pemerintah telah menurunkan harga BBM jenis premium dan solar masing-masing Rp 500 per liter mulai awal kuartal II 2016. Sehingga atas dasar itu, harga premium turun menjadi Rp 6.450 per liter dan solar menjadi Rp 5.150 per liter untuk periode tiga bulan ke depan. (ant/man/k15)