BALIKPAPAN - Kinerja perbankan syariah di Kota Minyak menunjukkan perkembangan agresif. Melanjutkan tren-tren tahun sebelumnya, pangsa pasar segmen syariah terhadap kinerja perbankan sudah mencapai 8,08 persen pada akhir 2015 lalu .
Dari laporan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Balikpapan, posisi 0,68 persen itu lebih tinggi dari posisi awal 2015 yang masih di level 7,40 persen. Porsi 8,08 persen kelompok syariah terhadap perbankan di Kota Beriman per akhir tahun lalu, juga terpantau lebih tinggi dari rata-rata nasional yang hanya 4,87 persen.
“Walau tumbuh tidak terlalu tinggi, trennya masih positif. Itu sudah sangat bagus, melihat kondisi ekonomi saat ini pertumbuhannya melambat,” ucap Kepala Kepala KPw-BI Balikpapan Suharman Tabrani, kemarin (14/3).
Selain market share yang bertambah, tren dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah sepanjang tahun lalu juga tumbuh positif. Jika per Januari 2015 hanya terhimpun Rp 1,45 triliun, pada Desember lalu angkanya sudah bertambah Rp 1,56 triliun.
Sementara dari sisi aset, perbankan syariah di Balikpapan juga menjaga laju positif. Per Desember tercatat di posisi Rp 2,3 triliun, atau tumbuh 6,70 persen dari akhir 2014.
Begitu pula dengan kinerja pembiayaan. Pertumbuhan tahunan perbankan syariah untuk produk ini mencapai 8,57 persen (year on year) pada akhir tahun lalu, dengan pangsa 9,35 persen.
Adapun posisi pembiayaan perbankan syariah per Desember 2015 lalu mencapai Rp 2,15 triliun. Meningkat Rp 1,93 triliun pada awal tahun. Financing to deposit ratio(FDR) atau rasio pembiayaan terhadap DPK syariah juga bertambah, dari 133,49 persen pada Januari, menjadi 137,77 persen pada Desember 2015.
---------- SPLIT TEXT ----------
“Kemampuan tumbuh di level positif dalam beberapa tahun belakangan menunjukkan bahwa perbankan syariah dapat diandalkan sebagai penopang industri keuangan pada masa mendatang,” ucap Harman, sapaan akrabnya.
Walau demikian, dalam perjalannya perbankan syariah tidak dapat dibiarkan berkembang sendiri. BI, kata dia, sebagai penggerak kinerja perbankan memiliki beberapa strategi untuk mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Termasuk di Balikpapan.
“Pertama, inovasi instrumen likuiditas dan keuangan syariah akan didorong, di samping terus meningkatkan kompetensi dan pengetahuan SDM. Kerangka kebijakan dan pengawasan terintegrasi dari ekonomi dan keuangan syariah juga akan diperkuat,” urai dia.
Tak ketinggalan, struktur industri efisien juga didorong pada kelompok bank yang istilah produknya identik dengan kalangan muslim ini. “Aliansi strategis dengan stakeholder terkait untuk meningkatkan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah juga akan didorong,” tambah Suharman.
Dia berharap, tren positif tersebut dapat terjaga hingga tahun-tahun berikutnya. Termasuk kian maraknya ekspansi perbankan syariah di Balikpapan dan sekitarnya. Saat ini, diketahui, ada tujuh bank syariah yang beroperasi di Kota Minyak. (*/aji/man2/k15)