REPORTER olahraga televisi Fox AS, Erin Andrews, menang gugatan sekitar Rp 722,9 miliar dalam kasus rekaman video tanpa busana yang diambil sembunyi-sembunyi oleh seseorang dari kamar hotel. Setelah beberapa kali persidangan, seorang juri menyatakan 51 persen kesalahan dalam kasus itu ditujukan pada perekam video dan dua perusahaan hotel tempat dia menginap untuk membayar RP354,9 miliar.
Rekaman video Andrews (37) diambil melalui lubang di pintu kamarnya oleh Michael David Barrett. Video itu kemudian dirilis secara online oleh si perekam.
Dia menangis ketika vonis dibacakan dan langsung memeluk pengacara dan keluarganya. Kemudian, dalam sebuah pernyataan yang diunggah di Twitter, dia mengucapkan terima kasih kepada juri dan tim kuasa hukumnya serta keluarganya.
"Saya merasa terhormat dengan seluruh dukungan dari para korban di seluruh dunia," kata dia.
"Jangkauan mereka membantu saya untuk dapat berdiri dan melakukan pekerjaan demi melindungi keselamatan, keamanan, dan privasi setiap orang."
Andrews menggugat Barrett dan dua perusahaan yang mengelola hotel Nashville, tempat video direkam, dengan nilai Rp 985,8 miliar (USD 75 juta).
Barrett, seorang eksekutif di sebuah perusahaan asuransi, mengaku menargetkan Andrews dan melakukannya untuk mendapatkan uang. Dia mengunggah video secara online setelah situs gosip TMZ menolak untuk membayarnya.
Barrett terbukti bersalah mengintip Andrews dengan mengubah lubang pengintip di kamar hotel dan merekam video tanpa busana. Dia dihukum dua setengah tahun penjara.
Kemudian, juri memutuskan pemilik West End Hotel Partners dan bekas operatornya Windsor Capital Group, harus ikut bertanggung jawab.
Andrews mengatakan peristiwa itu menimbulkan ketakutan, kecemasan, dan depresi. Dia mengatakan kepada juri bahwa dirinya menjadi sangat berhati-hati ketika berada di kamar hotel, dan selalu mengecek apakah ada kamera tersembunyi di balik alat pendingin udara dan khawatir ada yang merekam aktivitasnya.
"Saya merasa malu, hina, dipermalukan karena video tersebut," kata dia ketika memberikan kesaksian.
Andrews mengatakan, salah satu momen yang paling sulit adalah ketika muncul tudingan dia merilis video itu demi mencari sensasi.
"Setiap orang mengatakan saya melakukan itu demi publisitas dan perhatian. Itu yang membuat saya hancur," kata dia sambil menangis.
Dalam video yang diputar di pengadilan, Barrett mengatakan dia memilih Andrews sebagai korban karena dia populer. (bbc/int/bby/k8)