SAMARINDA – Kota Tepian memiliki 25 kelompok peternak. Para peternak itu mampu menyuplai 1.300 sapi per tahun untuk konsumsi lokal. Peternak tersebut sebagian memilih berkutat pada perkembangbiakan sapi, ada pula di penggemukan sapi.
Mereka yang melakukan penggemukan sapi, umumnya, menyasar momen tertentu untuk menjual ternaknya. Misalnya, menjelang Hari Raya Iduladha.
“Nah, kalau kembang biak ini kebanyakan hasil dari kawin suntik. Sebab, kalau menunggu secara alami, itu agak sulit,” terang kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Samarinda, Syamsul Bachri.
Menurut dia, meski kemungkinan sapi hamil tiga kali suntik berbanding satu kehamilan. Hal itu lebih cepat. Apalagi, anak sapi dari hasil kawin suntik umumnya berasal dari pejantan dengan ras unggulan.
Mekanisme kawin suntiknya adalah sapi betina di Samarinda disuntik semen atau sperma sapi yang dibekukan lewat program sexing. Disnakan Samarinda membeli sperma sapi beku tersebut dari Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, Malang.
“Sebenarnya pemasok ada yang dari BBIB Lembang, Jawa Barat dan Singosari, Jawa Timur. Hanya, saat ini kami lebih sering memesan dari Singosari,” ucapnya.
Menurut Syamsul, kawin suntik memakai sperma beku mempunyai kelebihan berupa genetik yang jelas dan unggulan. Selain itu, kawin suntik bebas penyakit kelamin, yang bisa saja terjadi saat kawin secara alami.
Tak hanya itu, tingkat keberhasilan tergolong tinggi, yakni berkisar dari 50 hingga 70 persen. Saat ini, sapi yang diternak masyarakat, kebanyakan, adalah sapi bali, sapi jawa, sapi brahman dan sapi limousine. “Risiko kecil ini, tentu lebih disukai peternak karena bisa menekan kemungkinan rugi,” imbuhnya.
Tak hanya sapi, Syamsul menuturkan, pihaknya tengah mempersiapkan para kelompok peternak di Kota Tepian untuk beternak kelinci. Disnakan akan memberikan bibit kelinci untuk dikembangbiakkan. Hal itu mengimbangi pangsa pasar daging kelinci yang mulai terbuka lebar.
“Tapi, ya itu bukan untuk dipotong kelincinya. Dikembangbiakkan terlebih dahulu. Kalau sudah banyak, baru boleh dipotong,” pungkasnya. (*/nyc/kri/k8)