Meski pariwisata yang dikelola swasta minim perhatian, bukan berarti tak berkembang. Mangrove Center di Kelurahan Graha Indah, satu dari sekian objek wisata yang paling banyak dikunjungi.
SUASANA teduh begitu terasa saat Kaltim Post mengunjungi Mangrove Center, Kamis (6/8) lalu. Mencari lokasi wisata ini tidaklah susah, karena banyak petunjuk arah memandu ke sana. Terlihat pula gazebo kayu yang digunakan sebagai rumah pengawasan.
Herman, sekretaris pengelola Mangrove Center ini menuturkan, objek wisata yang sudah ada sejak 2010 ini terdapat jembatan kayu memanjang. Dari situ pengunjung bisa menyusui hutan mangrove. “Ingin lihat keseluruhan, bisa naik perahu yang tarifnya Rp 300.000 sekali jalan,” bebernya.
Untuk melayani para pengunjung, pihaknya menyediakan dua perahu berukuran 12x2 meter yang bermuatan 10 hingga 12 orang. Ada pula satu perahu berukuran 6x1 meter bermuatan delapan orang. “Kalau kurang, masih ada lima perahu lain milik warga,” katanya.
Menurutnya, sekali jalan menyusuri mangrove memerlukan waktu sejam. Dalam waktu itu, pengunjung bisa melihat rimbunnya habitat hutan secara keseluruhan. Mereka bisa menikmati 20 jenis mangrove berbeda yang tumbuh secara alami. “Karena di sini tanahnya berlumpur kebanyakan yang tumbuh mangrove mucronata dan apiculata,” ucapnya.
Sejumlah hewan khas Kalimantan juga hidup di Mangrove Center. Di antaranya, bekantan, biawak, dan buaya. “Kebanyakan orang ke sini ingin melihat bekantan,” ujarnya. Herman juga menjamin bekantan bisa dilihat pagi dan sore hari. “Kalau pagi sekali bekantan di pinggir sungai. Sore pukul 16.00 Wita mereka berkumpul di pinggiran sungai,” tambahnya.
Tak hanya lokal, lokasi wisata ini juga menarik wisatawan asing. Tercatat turis asing dari 30-40 negara pernah berkunjung ke hutan seluas 150 meter ini.
Adapun Pengawas Mangrove Center berasal dari Kelompok Masyarakat Pengawas Sonneratia (Pokmaswas) yang beranggotakan warga setempat. “Anggotanya masyarakat Graha Indah terutama RT 14, tapi kalau ada masyarakat lain yang mau bergabung ya dipersilakan,” terangnya. (*/ane/rom/k15)