Kalimantan Barat Perlu Banyak Dokter Jiwa

- Senin, 17 Oktober 2022 | 09:59 WIB
I Nyoman Mudana, Ketua Pengurus Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Kalbar. (IST)
I Nyoman Mudana, Ketua Pengurus Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Kalbar. (IST)

Orang dengan gangguan kesehatan jiwa di Indonesia semakin bertambah. Persoalan yang bisa memicu gangguan jiwa semakin kompleks. Meski demikian, jumlah dokter yang menangani masalah kejiwaan tak sebanding dengan pasien gangguan jiwa.

Kalimantan Barat hanya memiliki 14 dokter spesialis jiwa.  Hal ini disampaikan oleh I Nyoman Mudana, Ketua Pengurus Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Kalbar.

Dokter di Rumah Sakit Kartika Husada, Pontianak menjelaskan, kondisi ini berpengaruh pada pemerataan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kalbar. Tidak semua daerah memiliki dokter spesialis kedokteran jiwa, sementara semua daerah memiliki pasien gangguan jiwa.

“Di Kalbar sebenarnya masih kekurangan tenaga psikiater, terutama di daerah Putissibau,Sanggau, Ketapang, Sekadau, Perbatasan Kalteng dan Kalbar. Banyak pasien saya dari sana. Kasihan juga tidak merata dalam pelayanan psikiater,” ulasnya.

Pemerintah, kata dia sudah ada upaya untuk pemenuhan kebutuhan psikiater. 

“Sudah ada upaya pemerintah, sudah tergenerasi. PNS yang disekolahkan kedokteran jiwa,” paparnya.

Mudana berharap masyarakat semakin memahami pentingnya kesehatan jiwa, dan penting adanya kedokteran jiwa. Mudana menyoroti stigma yang berkembang di masyarakat tentang dokter jiwa. Dampaknya kata dia, banyak pasien yang sudah parah baru mendapatkan penanganan, bahkan ada yang sama sekali tidak ditangani. Padahal semakin dini penanganan gangguan kejiwaan, semakin tinggi potensi pemulihan jiwa seseorang.

Masih ada stigma yang menganggap psikiater semata-mata hanya untuk orang gila, “saraf”, orang terlantar di jalan. Padahal kata Mudana, kondisi itu bagian dari gangguan jiwa berat yang tidak ditangani dengan tepat, atau bahkan tidak diobati.

“Padahal jika segera diobati, tata laksana pengobatannya tepat, orang dengan gangguan jiwa berat ini bisa hidup seperti orang normal. Hanya saja, perlu dukungan keluarga, orang terdekat, dan lingkungan,” paparnya.

Mudana juga menegaskan, psikiater atau dokter spesialis kedokteran jiwa bukan hanya menangani pasien dengan gangguan kejiwaan saja, tetapi bisa melayani konsultasi keluarga, pasangan yang ingin bercerai, konsultasi pra nikah. (mrd)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Polres Landak Fokus Pencegahan Aktivitas PETI

Rabu, 24 April 2024 | 11:30 WIB
X