PROKAL.CO, SAAT ini, berbagai kue khas Indonesia hingga luar negeri sudah sangat mudah dibeli dan dicicipi. Inovasi rasa juga ditingkatkan tanpa meninggalkan rasa khas dari kue tersebut. HARRIS Hotel Samarinda memberikan sajian berbagai jenis kue dengan tampilan menarik dengan penuh inovasi, tapi tetap mempertahankan rasa klasik kue.
Harminto, chef di HARRIS Hotel Samarinda mengatakan, contoh saja untuk keik red velvet, di Samarinda berbagai toko kue menyediakannya dengan berbagai tampilan.
“Tapi sayangnya, kebanyakan red velvet yang disajikan menggunakan warna buatan. Saya berusaha memberikan red velvet asli menggunakan buah bit,” ucapnya saat diwawancarai di HARRIS Hotel, Rabu (5/9).
Menurut chef lulusan Le Cordon Bleu Australia itu, red velvet seharusnya menggunakan buah bit agar lebih legit dan memberikan warna serta rasa asli dari kue merah tersebut. Sehingga tetap memberikan rasa klasik, tapi tampilannya yang modern.
“Tak hanya red velvet, berbagai kue lain juga harus menghadirkan rasa asli. Rasanya harus klasik, karena itu sudah sulit didapat,” tutur chef yang juga merupakan alumnus Academy of Pastry Arts Malaysia.
Misalnya tiramisu. Kebanyakan di Indonesia menyebut tiramisu cake. Padahal, tiramisu itu bukan masuk kategori cake, karena teksturnya creamy. Kue khas Italia itu juga seharusnya menggunakan lady finger.
“Banyak orang membuat tiramisu menggunakan cake bertekstur keras. Padahal, harusnya lembut karena direndam di dalam kopi,” ungkapnya.
Tiramisu, harus lengkap dengan taburan bubuk kakao di atasnya. Kue tersebut masuk sebagai hidangan penutup yang dimakan dengan sendok, sehingga digolongkan ke dalam hidangan al cucchiaio. Tiramisu tidak dibuat dari adonan dan tidak dipanggang. Sehingga memang tekstur krimnya itu harus hadir, bukan keras. Sehingga rasanya tetap klasik.
“Semua kue, harus memberikan rasa klasik sekaligus mengedukasi masyarakat agar tau cita rasa kue itu yang sebenarnya,” pungkas dia. (*/ctr/*/ni/k8)