PROKAL.CO, TUNTUTAN kepada industri media massa terhadap kualitas jurnalistik semakin tinggi di tengah maraknya hoax (bohong) yang berseliweran di media sosial (medsos). Melalui uji kompetensi wartawan (UKW), hoax diharapkan tak punya tempat di masyarakat. Upaya lainnya, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Balikpapan melakukan kunjungan kerja ke Surabaya, Jatim, 2-4 Agustus lalu.
Di Surabaya, PWI Balikpapan menggelar pertemuan dengan pengurus PWI Jatim dan Pemkot Surabaya. Dalam paparannya, Sekretaris PWI Jatim, Eko Pamuji menuturkan, fokus dari program UKW adalah membuat wartawan bekerja secara profesional, berwawasan, dan beretika. Karena itu, PWI Jatim menggratiskan biaya UKW dengan menggandeng beberapa sponsor.
“Kami tidak ingin PWI disusupi. Sehingga harus diproteksi. Ini masalah trust (kepercayaan),” katanya di Graha Wartawan A Aziz, Surabaya, Kamis (2/8). Dikatakan, wartawan tidak hanya bertugas menulis berita, melainkan mengedukasi masyarakat agar melawan hoax. “Kenapa kami mati-matian ada UKW, karena kami ingin organisasi PWI hidup dan kredibel,” ungkapnya. Selain menggelar UKW, Eko menyebut, PWI Jatim mewajibkan pewarta yang bergabung agar menandatangani pakta integritas.
“Agar (anggota PWI) tidak pindah ke organisasi lain. Kalau pindah, kami cabut kartu UKW-nya,” ungkapnya. Kebijakan itu diambil demi membesarkan PWI. “Kami selektif dalam membangun organisasi,” imbuhnya. Timbal baliknya, PWI Jatim juga memberi beasiswa anggota berprestasi ke Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Machmud Suhermono, wakil ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan PWI Jatim menambahkan, sesuai perintah Dewan Pers, pewarta harus bersertifkat.
“UKW adalah pendidikan sehingga kami menjalin kemitraan dengan berbagai pihak. Produk yang sudah di-UKW hasilnya pasti bagus dan berimbang,” ungkapnya. Setelah menggelar diskusi dengan pengurus PWI Jatim, rombongan PWI Balikpapan melanjutkan anjangsana ke Humas Pemkot Surabaya. Dalam paparannya, Kabag Humas Pemkot Surabaya Muhammad Fikser menuturkan, hubungan baik antara humas dengan pewarta adalah saling memahami profesi. Dia mengakui, masih ada beberapa pejabat yang menutup akses informasi. Padahal, warga begitu menanti informasi perkembangan kota. Termasuk solusi dari sebuah masalah. “Karena itu, wali kota (Tri Rismaharini) beberapa kali menegur dan turun langsung,” ungkapnya. (riz2/k15)