PROKAL.CO, SAMARINDA - Pertumbuhan ekonomi Kaltim triwulan I 2018 menguat tipis. Yakni 1,77 persen bila dibandingkan triwulan yang sama, tahun sebelumnya year on year (yoy) sebesar 1,61 persen.
Dijelaskan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Atqo Mardiyanto, produk domestik regional bruto (PDRB) Kaltim atas dasar harga berlaku pada triwulan I 2018 mencapai Rp 155,4 triliun. Terjadi kenaikan Rp 9,96 triliun ketimbang triwulan I 2017 yang tercatat Rp 145,44 triliun.
"Berdasarkan kenaikan PDRB ini, berarti perekonomian Kaltim di triwulan I 2018 mengalami pertumbuhan 1,77 persen ketimbang triwulan yang sama tahun 2017," ujarnya, Senin (7/5).
PDRB sebesar itu disumbang oleh 21 lapangan usaha, antara lain pertanian, kehutanan, dan perkebunan dengan nilai Rp 12,43 triliun atau tumbuh 8 persen dari total PDRB, sektor pertambangan dan penggalian senilai Rp 72 triliun atau berkontribusi 46,33 persen.
Kemudian, lapangan usaha industri pengolahan Rp 29,22 triliun atau menyumbang 18,81 persen, pengadaan listrik dan gas memberikan andil PDRB 0,06 persen atau senilai Rp 76,19 miliar, pengadaan air hanya 0,05 persen atau Rp 72,12 miliar.
Sektor konstruksi berkontribusi 8,14 persen atau senilai Rp 12,64 triliun, perdagangan besar, eceran, reparasi mobil, dan sepeda motor sebesar 5,4 persen atau senilai Rp 8,39 triliun, usaha transportasi dan pergudangan memberikan sumbangan PDRB 3,66 persen atau senilai Rp 5,68 triliun.
Berikutnya, lapangan usaha penyediaan akomodasi, makan dan minum memberikan andil 0,95 persen atau Rp 1,47 triliun, informasi dan komunikasi dengan andil 1,26 persen atau Rp 1,95 triliun, jasa keuangan dengan andil 0,21 persen atau senilai Rp 2,34 triliun.
Selanjutnya, lapangan usaha real estate berkontribusi 0,89 persen atau Rp 1,38 triliun, jasa perusahaan 0,21 persen atau Rp 324,64 miliar, administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib 1,96 persen atau Rp 3,03 triliun, jasa pendidikan 1,57 persen atau Rp 2,43 triliun.
Dari sisi produksi, katanya, pertumbuhan perekonomian Kaltim yang tertinggi secara year on year (triwulan I 2017 ke triwulan I 2018), dicapai oleh lapangan usaha pengadaan listrik dan gas yang tumbuh sebesar 12,38 persen. "Sedangkan dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen net ekspor antardaerah yang mencapai 30,02 persen," ucap Atqo. (*/roe/ndu/k15)