PROKAL.CO, SAMARINDA – Sejumlah komisi di DPRD Samarinda meninjau kondisi anak Sungai Karang Mumus (SKM) di Jalan KH Wahid Hasyim I pada Selasa (10/4). Sebab, tahun lalu sudah ada pengerjaan drainase dengan lebar 4 meter, panjang 118 meter, dan kedalaman 2 meter.
Proyek itu menghabiskan anggaran Rp 7,8 miliar dan diharapkan dapat mengurangi banjir di simpang empat Sempaja. Namun, proyek tersebut tidak memberikan manfaat seperti diharapkan. Ketika Samarinda diguyur hujan lebat, kawasan itu tetap tergenang. Bahkan sering melumpuhkan arus lalu lintas di sana.
Tinjauan anggota DPRD tersebut bertujuan agar lanjutan proyek itu dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. “Jangan seperti sekarang, manfaatnya tidak dirasakan,” kata Jasno, anggota Komisi III DPRD Samarinda.
Menurutnya, kalau mendengar laporan wali kota semua pekerjaan di bidang infrastruktur berjalan baik. Nyatanya belum maksimal karena terbukti masih banjir. “Seharusnya dengan kegiatan drainase sudah ada manfaatnya. Harus dilakukan pengkajian agar terjadi konektivitas saluran air,” jelasnya.
Dijelaskan, drainase sebenarnya sudah cukup memadai, tapi akses pembuangannya yang masalah. Lebar anak sungai 5 meter dengan kedalaman 2,5 meter. Perlu dimaksimalkan dengan menambah luas sampai 10 meter, dengan kedalaman 4 meter.
“Kalau perlu disesuaikan dengan hasil kajian agar ideal. Ini sangat diperlukan, apalagi di belakang kompleks GOR Sempaja lebar anak sungai hanya 3 meter, dangkal pula,” ungkap dia.
Bila demikian, dia berharap, alur pembuangan tersebut dapat menampung limpasan air dari Jalan KH Wahid Hasyim II dan Jalan AW Sjahranie. Apalagi limpasan air dari kedua kawasan itu cukup besar dan berpengaruh pada banjir di simpang empat Sempaja. “Sekarang kurang lebar, makanya air meluap. Pelebaran anak sungai harus sampai muara SKM. Perilaku air harus dipelajari,” tandasnya.
Terpisah, Sekretaris Kota (Sekkot) Samarinda Sugeng Chairuddin mengatakan, anak sungai sebagai akses utama memang harus ditingkatkan. “Mau itu dilebarkan atau dinormalisasi,” ucap dia.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Samarinda Hero Mardanus menyebut, program pengendalian banjir lanjutan untuk kawasan Jalan Wahid Hasyim I prioritas. “Anggaran khusus Rp 15 miliar. Itu untuk proyek perluasan anak sungai di sana. Rencananya sampai muara SKM,” sebutnya.
Namun, dia belum tahu pasti apa yang akan dikerjakan selain perluasan anak sungai. Pasalnya, tahun lalu direncanakan pengadaan pompa agar air dapat mengalir cepat. “Kami perlu kajian dulu, yang jelas anggarannya pasti,” jelas dia. (*/dq/kri/k16)