PROKAL.CO,
JAKARTA- Kasus pembunuhan atas kakak tiri pemimpin Korut Kim Jong-un di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA), Senin (13/2) yang menyeret warga negara Indonesia bernama Siti Aisyah diyakini sebagai hasil kerja intelijen. Ada dugaan intelijen Korea Utara merekrut Aisyah sebagai salah satu agennya.
Laman The Star Malaysia melaporkan, lembaga intelijen Korut yang dikenal dengan sebutan Reconnaissance General Bureau (RGB) sudah lebih dari 20 tahun beroperasi di Malaysia, Singapura dan Indonesia. Sumber di kalangan intelijen menyebut operasi RGB di tiga negara itu merupakan jaringan terbesar di luar Korut.
Di Indonesia, untuk menutupi operasi, RGB biasanya menggunakan agen-agen yang menyamar sebagai insinyur, konsultan teknik konstruksi, hingga membuka restoran Korea.
“Mereka menggunakan restoran sebagai front utama untuk melakukan kegiatan intelijen dan pengawasan, menyasar politikus Jepang dan Korea Selatan, diplomat, petinggi perusahaan dan pengusaha,” ujar sumber The Star.
RGB berada di bawah kendali Kementerian Keamanan Negara dan melaporkan hasil kerjanya langsung ke Kim Jong-un. Di Indonesia, agen-agen RGB juga mengoperasikan pabrik-pabrik tekstil termasuk di Jakarta.
“Salah satunya terletak di atas sebuah restoran Korea Utara di pusat Jakarta yang menjadi bagian dari kantor RGB di Indonesia,” ujar sumber itu.
Untuk membiayai jaringan yang rumit, RGB juga menyelundupkan narkoba. Salah satu yang terungkap adalah penyelundupan 125 kilo heroin ke Australia menggunakan kapal dagang bernama Pong Su pada 2003.
Sumber itu menyebut penyelidikan oleh kepolisian Australia mengungkap bahwa RGB menggunakan Port Klang yang dikenal sebagai pelabuhan laut utama di Selangor, Malaysia sebagai tempat transit narkoba. Narkoba dibedah dan dikemas ulang di Port Klang untuk diselundupkan ke negara lain. (ms)
Sumber: jpnn.com